Sebuah fenomena alam yang banyak menggemparkan desa Medang Kramesan, Grobogan Jawa Tengah. Masyarakat heboh dengan kemunculannya, fenomena aneh tersebut di sebut oleh penduduk warha Jawa sebagai “Gunung Merapi Dadakan”. Bukanlah gunung merapi yang tiba-tiba muncul di tengan persawahan. Melainkan sebuah gunduukan lumpur yang terjadi akibat letupan alamiah.
Sebutan Lain Dari Gunungh Merapi Ini Ialah “Bledug Ngramesan”
Fenomena ini telah ada sejak zaman nenek moyang, namun terpinggirkan oleh popularitas Bledug Kuwu. Menurut Mustaqim, salah satu tokoh setempat, Bledug Ngarmesan memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan luasan area sekitar 1 Hektar.
Di tempat ini, dua letupan lumpur selalu aktif, bahkan bisa bertambah saat musim hujan tiba. Letupanini juga terkadang muncul pada area persawahan sekitar. Dan menggangu aktivitas pertanian warga setempat. Meskipun menjadi ancaman bagi pertanian, keberadaan Bledug Ngramesan juga dianggap sebagai berkah bagi banyak masyarakat Jawa.
Kandungan belerang uang muncul dari fenomenan ini ternyata sangat efektif menghalau hama tikus yang merusak tanaman masyarakat. Tak heran jika setiap tahun masyarakat setempat banyak mengadakan sedekah bumi dilokasi tersebut. Bertujuan sebagai penghormatan danterimakasih atas berkah yang telah di berikan dari Tuhan.
Kepala Desa Sendangrejo, Sugiyanto, menegaskan Bledug Ngramesan telah ada sejak berdirinya Desa Sendangrejo. Dan ini juga sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Ini menunjukan betapa lamanya fenomena alam ini menjadi bagian dari kehiduoan masyarakat setempat.
Meskipun Gunung merapi sesungguhnya, kemunculan Bledug Ngramesan menjadi pusat perhatian serius bagia warga sekitar. Diperlukan upaya untuk mengelola dan meeinimalisir dampak negatifnya terhadap aktivitas warga petani serta kehidupan sehari-harinya. Dibalik tantangan tersebut, fenomena alam ini juga menjadi bagian dari kekayaan dan budaya tradisi lokal yang wajib di lestarikan.